Anak yang percaya diri |
Menumbuhkan kepercayaan diri pada buah hati kita tidaklah mudah. Berbagai teori yang diajarkan para pakar melalui buku, media cetak, dan elektronik masih memiliki kekurangan. Teori-teori itu sebagian di antaranya masih mengandalkan teori para ahli dari Barat. Sehingga bila dipraktekkan kadang tidak cocok, karena memang kondisi sosial budaya masyarakat Timur —dalam hal ini umat Islam—berbeda dengan Barat.
Perlakuan orangtua memiliki pengaruh terhadap tumbuhnya kepercayaan diri anak. Kesalahan dalam memperlakukan anak akan berakibat fatal pada perkembangan jiwanya. Bukannya anak makin percaya diri, malah ia tumbuh menjadi anak yang minder dan penakut.
Beberapa kesalahan orangtua dalam memperlakukan anak diantaranya :
1) Terlalu sering memanjakannya.
2) Mendidik dengan mengandalkan bentakan dan pukulan.
3) Tidak mewujudkan suasana psikologis yang membuatnya merasa nyaman.
4) Menakut-nakuti jika anak menangis di malam hari.
5) Tidak memberikan keleluasaan kepada anak untuk berfikir dan bertindak.
Ajaran Islam sangat lengkap dan sempurna. Melalui Rasulullah SAW, Allah SWT mengajarkan seluruh ilmu yang berkaitan dengan kehidupan di alam raya ini, termasuk ilmu mendidik putera-puteri kita. Mungkin kurangnya wawasan keislaman membuat kita tidak mengetahui cara mendidik yang benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Muhammad Rasyid Dimas dalam buku 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak menjelaskan, Rasulullah SAW menggunakan banyak cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak, antara lain :
Pertama, memperkuat kemauan anak. Dalam memperkuat kemauan anak beliau melakukannya dengan dua cara, yaitu dengan membiasakan menjaga rahasia dan puasa. Ketika anak belajar menjaga rahasia dan tidak membocorkannya, maka kemauannya tumbuh dan menguat, sehingga rasa percaya dirinya menjadi besar.
Begitu pun ketika anak mampu bertahan dalam keadaan lapar dan haus saat puasa, ia akan merasakan kemenangan mengalahkan hawa nafsu. Kemampuannya menjadi kuat dalam menghadapi kehidupan. Rasa percaya dirinya tumbuh karena merasa telah mampu melewati hari-harinya meski merasakan lapar yang sangat.
Kedua, menumbuhkan kepercayaan sosial. Seorang anak yang sering diajak berinteraksi dengan teman sebayanya atau dengan orang dewasa maka akan tumbuh rasa kepercayaan dirinya. Ia tidak minder bergaul dengan anak yang lebih muda, sebaya, atau dengan orangtua sekalipun.
Para sahabat Rasulullah terbiasa membawa anak-anaknya saat menghadiri majelis Rasulullah SAW. Mengenai hal ini Anas bin Malik ra mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW bergaul dengan kami, sehingga ia mengatakan kepada adik kami, "Hai Aba 'Umair, sedang apa burung kecil itu?" Kami menggelar tikar lalu beliau shalat dan membariskan kami di belakangnya." (HR. Ahmad).
Anak yang dibawa ke suatu majelis ilmu akan belajar tatakrama dan kesopanan. Ia belajar mengenal sedikit demi sedikit pembicaraan orang dewasa sehingga ia siap berkecimpung di tengah masyarakat.
Menumbuhkan kepercayaan sosial anak juga dapat dilakukan dengan membiasakan mengucapkan salam. Saat kita tiba di rumah atau hendak bepergian ucapkanlah salam. At-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Wahai anakku, jika kamu masuk kepada keluargamu maka ucapkanlah salam. Niscaya hal itu akan mendatangkan barokah kepadamu dan kepada keluargamu."
Ketiga, menumbuhkan kepercayaan ilmiah. Ajarkanlah Al-Qur'an, sunnah, dan sirah (sejarah) Rasulullah SAW yang agung. Kelak anak akan tumbuh dengan membawa ilmu yang luas. Insya Allah akan tumbuh kepercayaan ilmiah pada dirinya karena ia memiliki hakikat-hakikat ilmu yang jauh dari khurafat dan dongeng fiktif.
Keempat, menumbuhkan kepercayaan ekonomi dan bisnis. Untuk menumbuhkan kepercayaan bermuamalah dalam urusan ekonomi dan bisnis, biasakanlah anak berjual-beli. Ajaklah anak ke pasar untuk membeli kebutuhan mereka. Kalau perlu, berikan kebebasan kepada mereka untuk memilih dan melakukan transaksi. Insya Allah ia tidak asing lagi melakukan transaksi jual beli setelah dewasa nanti. Suatu waktu, Rasulullah SAW menyaksikan si kecil Abdullah bin Jafar sedang bermain dagang-dagangan, lalu beliau mendo'akannya, "Ya Allah, curahkanlah barokah dalam perdagangannya."
Itulah beberapa kiat praktis untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada anak kita. Semoga anak-anak kita dapat tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri, tidak minder, dan penakut.
Perlakuan orangtua memiliki pengaruh terhadap tumbuhnya kepercayaan diri anak. Kesalahan dalam memperlakukan anak akan berakibat fatal pada perkembangan jiwanya. Bukannya anak makin percaya diri, malah ia tumbuh menjadi anak yang minder dan penakut.
Beberapa kesalahan orangtua dalam memperlakukan anak diantaranya :
1) Terlalu sering memanjakannya.
2) Mendidik dengan mengandalkan bentakan dan pukulan.
3) Tidak mewujudkan suasana psikologis yang membuatnya merasa nyaman.
4) Menakut-nakuti jika anak menangis di malam hari.
5) Tidak memberikan keleluasaan kepada anak untuk berfikir dan bertindak.
Ajaran Islam sangat lengkap dan sempurna. Melalui Rasulullah SAW, Allah SWT mengajarkan seluruh ilmu yang berkaitan dengan kehidupan di alam raya ini, termasuk ilmu mendidik putera-puteri kita. Mungkin kurangnya wawasan keislaman membuat kita tidak mengetahui cara mendidik yang benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Muhammad Rasyid Dimas dalam buku 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak menjelaskan, Rasulullah SAW menggunakan banyak cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak, antara lain :
Pertama, memperkuat kemauan anak. Dalam memperkuat kemauan anak beliau melakukannya dengan dua cara, yaitu dengan membiasakan menjaga rahasia dan puasa. Ketika anak belajar menjaga rahasia dan tidak membocorkannya, maka kemauannya tumbuh dan menguat, sehingga rasa percaya dirinya menjadi besar.
Begitu pun ketika anak mampu bertahan dalam keadaan lapar dan haus saat puasa, ia akan merasakan kemenangan mengalahkan hawa nafsu. Kemampuannya menjadi kuat dalam menghadapi kehidupan. Rasa percaya dirinya tumbuh karena merasa telah mampu melewati hari-harinya meski merasakan lapar yang sangat.
Kedua, menumbuhkan kepercayaan sosial. Seorang anak yang sering diajak berinteraksi dengan teman sebayanya atau dengan orang dewasa maka akan tumbuh rasa kepercayaan dirinya. Ia tidak minder bergaul dengan anak yang lebih muda, sebaya, atau dengan orangtua sekalipun.
Para sahabat Rasulullah terbiasa membawa anak-anaknya saat menghadiri majelis Rasulullah SAW. Mengenai hal ini Anas bin Malik ra mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW bergaul dengan kami, sehingga ia mengatakan kepada adik kami, "Hai Aba 'Umair, sedang apa burung kecil itu?" Kami menggelar tikar lalu beliau shalat dan membariskan kami di belakangnya." (HR. Ahmad).
Anak yang dibawa ke suatu majelis ilmu akan belajar tatakrama dan kesopanan. Ia belajar mengenal sedikit demi sedikit pembicaraan orang dewasa sehingga ia siap berkecimpung di tengah masyarakat.
Menumbuhkan kepercayaan sosial anak juga dapat dilakukan dengan membiasakan mengucapkan salam. Saat kita tiba di rumah atau hendak bepergian ucapkanlah salam. At-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Wahai anakku, jika kamu masuk kepada keluargamu maka ucapkanlah salam. Niscaya hal itu akan mendatangkan barokah kepadamu dan kepada keluargamu."
Ketiga, menumbuhkan kepercayaan ilmiah. Ajarkanlah Al-Qur'an, sunnah, dan sirah (sejarah) Rasulullah SAW yang agung. Kelak anak akan tumbuh dengan membawa ilmu yang luas. Insya Allah akan tumbuh kepercayaan ilmiah pada dirinya karena ia memiliki hakikat-hakikat ilmu yang jauh dari khurafat dan dongeng fiktif.
Keempat, menumbuhkan kepercayaan ekonomi dan bisnis. Untuk menumbuhkan kepercayaan bermuamalah dalam urusan ekonomi dan bisnis, biasakanlah anak berjual-beli. Ajaklah anak ke pasar untuk membeli kebutuhan mereka. Kalau perlu, berikan kebebasan kepada mereka untuk memilih dan melakukan transaksi. Insya Allah ia tidak asing lagi melakukan transaksi jual beli setelah dewasa nanti. Suatu waktu, Rasulullah SAW menyaksikan si kecil Abdullah bin Jafar sedang bermain dagang-dagangan, lalu beliau mendo'akannya, "Ya Allah, curahkanlah barokah dalam perdagangannya."
Itulah beberapa kiat praktis untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada anak kita. Semoga anak-anak kita dapat tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri, tidak minder, dan penakut.
sumber: edumuslim.com
0 comments:
Post a Comment